Deterjen ramah lingkungan dirancang dengan fokus menyeluruh pada pemangkasan dampak lingkungan sepanjang siklus hidupnya, dari produksi hingga pembuangan, sambil tetap mempertahankan kinerja pembersihan yang efektif. Biasanya deterjen ini menggunakan surfaktan biodegradable yang berasal dari bahan berbasis tumbuhan, seperti kelapa atau minyak sawit, daripada bahan berbasis petroleum, sehingga mengurangi ketergantungan pada sumber daya tidak terbarukan. Rumusannya bebas dari bahan kimia berbahaya seperti fosfor, agen fluoresen, dan pewangi sintetis, yang dapat mencemari perairan dan membahayakan satwa liar. Deterjen ramah lingkungan sering hadir dalam bentuk konsentrat untuk mengurangi limbah kemasan dan emisi transportasi, dan kemasannya sendiri mungkin terbuat dari bahan daur ulang atau dapat didaur ulang. Beberapa versi bahkan diformulasikan agar aman untuk air abu-abu (gray water), artinya dapat digunakan dalam sistem daur ulang air tanpa menimbulkan kontaminasi. Deterjen-deterjen ini mungkin memiliki sertifikasi ekologi, seperti EU Ecolabel atau USDA BioPreferred, yang memverifikasi kredensial lingkungannya. Dengan memilih deterjen ramah lingkungan, konsumen dapat mendukung praktik-praktik berkelanjutan, melindungi ekosistem alami, dan berkontribusi pada planet yang lebih sehat sambil tetap membersihkan rumah atau tempat kerja mereka secara efektif.